Archive for May, 2008

Chronicle of Wed-Tue

Kronologis Rabu-Kamis

Hehehe… ini postingan rada iseng nih, kejadian-kejadian unik terjadi dalam kurun waktu ini.

Rabu, 21-05-2008, siang sampe sore :
Saya iseng2 mendokumentasikan rambut gondrong saya dengan kamera yang saya pinjam dari adik saya.

nih, contohnya :

Rabu, 21-05-2008, menjelang maghrib :
temen kos saya iseng ikutan minta difoto (dasar banci kamera -_-‘)

Rabu, 21-05-2008, jam 18.15 :
setelah beribadah, memposisikan diri di ruang TV di bawah untuk menonton PSSI vs Bayern Muenchen. Baru 20 menitan, pas PSSI ketinggalan 2-0 tiba2 listrik padam. Belakangan saya dikabari kalo PSSI dibantai 5-1 oleh Muenchen, untung ngga nonton -_-‘.

Rabu, 21-05-2008, jam 20.25an :
Untuk mengisi kebosanan karena listrik belom nyala juga, saya main catur dengan temen kos yg banci kamera itu. Dibantai 3-0 dari tiga kali main, asyem… +_+’

Rabu, 21-05-2008, jam 22.15an :
Karena listrik tak kunjung nyala, saya memutuskan tidur, sambil mengeset alarm jam 01.45 untuk nonton final UCL antara manyun vs chelshit

Kamis, 22-05-2008, jam 01.50-04.50 :
Saya nonton final UCL. Babak 1 sampe menit 20 berjalan seperti liga itali, bertahan kabeh. Setelah manyun ngegolin menit 25-an lewat cristina rolanda, pertandingan berjalan menarik dan akhirnya prenk lampret menyamakan kedudukan di menit 45. Babak 2 biasa2 aja, Cech melakukan beberapa kali penyelamatan gemilang, Terry juga sempat memblok tendangan Giggs. Karena skor ngga berubah, dilanjutkan di perpanjangan waktu. Di extra time ini si dogBra di-espulso karena menampol Vidic. Sampai selese ET skor ngga berubah, jadi lanjut ke adu penalti. Sempet berharap waktu si cristina gagal, akhirnya apes datang ke chelski saat Terry kepeleset dan tendangannya melebar, dan selanjutnya tendangan Anelka tertepis VdS. Akhirnya dewa hoki berpihak pada MUnyuk sialan itu. MUnyuk menang 6-5 (1-1) atas Chelshit dan menggondol gelar UCL ketiganya.

Kamis, 22-05-2008, jam 05.05 :
Setelah beribadah, saya ngenet dengan tujuan iseng nge-forum dan melihat reaksi anak2 warbol, tapi ternyata keterusan sampe lupa waktu dan harus bayar 7500 -_-‘.

Kamis, 22-05-2008, jam 08.25 :
Setelah boker dan nyruput kopi, saya meng-SMS dosen penguji saya untuk ujian kompre susulan secara privat, ternyata beliau sudah menunggu dan jam 09.00 akan bertolak ke Solo. Tanpa mandi saya langsung ganti baju-manasin motor-dan meluncur ke kampus menghadap sang dosen. Lumayan dikasi nilai A- oleh beliau 😀

Kamis, 22-05-2008, jam 09.25 :
Saya memutuskan untuk menunaikan nazar saya untuk mencukur rambut jika sudah kompre. Maka saya pun menuju tempat potong rambut dan mengucap sayonara pada rambut gondrong saya 😀

nah, ini hasilnya

Kamis, 22-05-2008, jam 09.50 :
Saya meluncur ke togamas untuk menuntaskan hasrat belanja komik saya yg sudah 2 minggu terkekang :D. Saya ngangkut Alive 7, Direction of The Day After Tomorrow 1, Shanaou Yoshitsune 22 (m&c); Hayate no Gotoku 4, Wolf’s Sanctuary 1, dan Cop In Tokyo 1 (elex). Total jenderal habis Rp 61.5k -_-‘

Kamis, 22-05-2008, jam 11.55 :
Sampai di kosan dan menikmati kepala baru dan komik baru 😛

Jenderal Huo

Di suatu jaman di China kuno…

Enam orang murid sedang berjalan dalam perjalanan menuju ibu kota untuk mengikuti ujian negara. Ketika mereka berjalan di sepanjang Sungai Bian pada suatu sore, tiba-tiba selusin perampok muncul dari semak-semak dan mengepung mereka. Para murid ketakutan. Tetapi salah seorang murid yang tinggi dan kuat serta pandai bergulat, yang dijuluki Jenderal Huo, maju menghadapi para perampok.
Huo meminta teman-temannya tidak panik dan tetap berdiri di situ sementara dia sendirian menghadapi para perampok itu. Huo bertarung tanpa rasa takut, dia memukul lutut para perampok itu dengan tongkat dan mematahkan kaki mereka. Tak lama berselang semua perampok itu terkapar di tanah.
Para murid kemudian melaporkan hal itu ke kantor polisi terdekat yang terletak beberapa mil dari situ. Ketika polisi sampai di tempat itu, kebanyakan perampok masih terkapar dan mengeluh kesakitan.
Kelima murid yang lain sangat berterima kasih kepada Huo. “Terima kasih banyak! Jika anda tidak bersama kami, kami bakalan celaka.”
“Tidak juga,” jawab Huo. “Jika saya sendirian, saya mungkin tidak akan menang. Dengan keyakinan kalian berdiri di belakang saya, saya menjadi tidak perlu khawatir akan apa yang ada di belakang saya. Dan meskipun kalian tidak ikut berkelahi, keberadaan kalian memberi banyak keberanian pada diri saya. Itulah sebabnya saya dapat mengalahkan mereka.”

Kisah itu saya ambil dari buku Kisah-Kisah Kebijaksanaan China Klasik karya Michael C. Tang (gramedia). Perkataan Huo menjelaskan apa yang menyebabkan berpengaruhnya faktor kandang-tandang dalam pertandingan olahraga, dan pentingnya teman dalam negosiasi bisnis.
Tetapi, baru-baru ini ketika saya nonton Thomas & Uber Cup di TV, salah satu komentator yaitu bung Ricki Subagja (idola saya jaman SD dulu 😀 ) menyatakan bahwa suporter bisa menjadi penyemangat, tetapi bisa juga menjadi beban mental bagi si atlet yang didukung. Nah lo…

Apapun itu, terus terang saya memang merasa lebih nyaman melakukan sesuatu yang penting jika bersama dengan orang lain (biasanya yang cukup ahli di bidang itu 😀 bawaan tipe 5 eneagram nih)

Murphy’s Law

Hukum Murphy

“Segala sesuatu yang berpeluang terjadi, pasti dapat terjadi”
Kira-kira begitulah bunyi Hukum Murphy. Tidak jelas siapa yang menemukan hukum ini, ataupun siapa itu kakek Murphy (yang sering dijadikan kambing hitam dari setiap kejadian). Mungkin suhu google bisa membantu, cuma lagi males nyari 😀
Contoh hukum Murphy yang sering terjadi di sekitar kita adalah : saat membutuhkan suatu buku, buku itu tak bisa ditemukan di mana-mana; TV tiba-tiba rusak ketika ada acara bagus yang inigin kita tonton; saat kita ke WC ketika menonton bola tercipta gol; saat kita kebelet ada saja yang memakai toilet dan kita merasa berabad-abad ketika menunggunya; dan lain-lainnya

Nah, akhir-akhir ini saya mengalami hukum Murphy yang cukup menjengkelkan. Berawal dari ketika saya mendapat persetujuan dari dosen pembimbing saya untuk mengadakan Ujian Usulan Penelitian atau yang biasa disebut ujian kompre di fakultas saya. Ujian ini dilakukan untuk mempresentasikan proposal dari skripsi yang akan saya garap (ngerepotin sebenarnya, kenapa ngga langsung hantam pendadaran aja -_-‘).
Ketika hendak menge-print beberapa dokumen yang diperlukan, tiba-tiba saja printer saya mati ngga mau nyala. Setelah dibawa ke service center, diagnosa teknisi mengatakan bahwa printer saya motherboard-nya rusak dan harus diganti. Harga mobo baru 300k sedangkan harga printer baru 400k-an. Saya langsung lemes aja mikirin ketebalan asap dapur saya jadinya. Satu hukum Murphy telah berlaku, “segala sesuatu yang bisa rusak, pasti akan rusak, entah kapan dan bagaimana kejadiannya” dan saya hanya bisa merutukinya. Penjelasan logis untuk kasus ini, di dalam komponen mobo printer terdapat berjuta-juta atom yang senantiasa bergerak untuk menghasilkan daya hantar yang maksimal. Jadi, ada berjuta-juta kemungkinan salah satu atau beberapa atom tersebut tiba-tiba berhenti atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya karena suatu hal sehingga mengakibatkan kerusakan.
Lagi, empat hari sebelum pelaksanaan ujian kompre, tiba-tiba saja hidung saya terasa gatal dan bibir atas saya terasa perih. Besoknya sebuah jerawat sukses tumbuh di hidung saya dan 2 biji sariawan mekar di bibir atas saya. Hukum Murphy berlaku kembali, “jerawat dan sariawan tak terhindarkan bagi semua orang, entah kapan kejadiannya”. Lagi-lagi, saya hanya merutukinya karena sampai pelaksanaan kompre dua penyakit laknat tersebut belum sembuh juga, bikin susah ngomong dan bikin muka gatel. Penjelasan logis mungkin begini, menjelang kompre saya terlalu stres dan agak melalaikan gizi (ceh, emang anak kos makan sehat po? 😀 ), sehingga lemak bertumpuk di wajah saya yang terpicu oleh hormon tertentu tak tertahankan dan membentuk “gunungapi” baru di hidung saya, dan lapisan dalam bibir atas saya yang kekurangan vitamin C merekah membentuk 2 biji “kawah” yang perihnya minta ampun.
Lagi, saat hari H ujian kompre, 15-05-08, saya menggunakan laptop milik temen kos saya untuk presentasi. Nah, ketika mencoba dicolokkan dengan viewer tidak bisa memproyeksikan isi layar laptop pada tempat yang disediakan, dengan kata lain gambarnya ga nongol di layar lebar. Lagi-lagi hukum Murphy yang mirip dengan kejadian printer terjadi. Untungnya saya diselamatkan oleh laptop teman saya yang bisa nyambung dengan viewer sialan itu (tengkiyu Ri).

Sebenarnya kejadian Murphy keparat itu cukup sering saya alami. Beberapa kejadian menyebalkan menjelang kompre saya itu hanya sedikit dari banyak contoh Hukum Murphy yang bisa terjadi di dunia ini, baik pada saya maupun Anda sekalian 😀 . Jadi saran saya, kalo kebetulan Anda mengalmi kejadian seperti “listrik mendadak mati ketika belum menge-save kerjaan Anda di komputer,” just remember that Murphy does exist 😛


Top Posts & Pages